Langsung ke konten utama

Ternyata Ada Loh!

 

Halo, masyarakat!

Setelah sekian lama tidak posting tulisan di blog ini, kini saatnya update kehidupan dahulu supaya terlihat masih hidup!

Tulisan ini saya buat dalam rangka memasuki awal tahun 2024 dan pada bulan penuh kasih sayang, meskipun saya rasa kasih itu ada dan harus ditunjukkan setiap hari bukan hanya pada waktu tertentu saja.

Latarbelakang postingan kali ini dikarenakan setelah beberapa tahun merasa kehidupan saya sedang tidak baik-baik saja, terkhususnya selama 1 (satu) tahun belakang (akan saya bahas bada postingan berikutnya). Namun, setelah saya renungkan, dibalik banyak hal yang tidak mengenakkan yang hadir di hidup saya, ternyata terdapat hal-hal yang baru disadari berawal dari kata sederhana yaitu "ternyata ada loh" tetapi jika dijabarkan menjadi luas maknanya.

Ternyata ada loh orang yang selalu meyakinkan saya untuk tidak selalu menyalahkan diri sendiri dan trauma atas masa lalu yang saya lewati.

Ternyata ada loh orang yang selalu mendoakan agar hidup saya selalu bahagia dan dipenuhi dengan sukacita.

Tenyata ada loh orang yang selalu menanyakan kondisi kesehatan saya dan memperhatikan perubahan-perubahan yang terlihat.

Ternyata ada loh orang yang selalu menunggu saya pulang, baik saat sedang berada di Jogja maupun di Jakarta.

Ternyata ada loh orang yang selalu bersemangat untuk saya ajak pergi pada waktu hari libur ataupun  akhir minggu.

Ternyata ada loh orang yang sangat menghargai setiap waktu quality time bersama saya dengan tidak pernah membawa pekerjaannya meskipun sedang banyak pekerjaan. Setelah pulang, orang tersebut baru kembali melanjutkan pekerjaannya, bahkan pernah beberapa kali baru selesai saat dini hari.

Ternyata ada loh orang yang tidak bosan-bosannya mendengar cerita saya yang mungkin bagi saya sendiri kurang menarik dan hanya seputar hal-hal itu saja.

Ternyata ada loh orang yang selalu menanyakan pendapat saya dalam mengambil keputusan, mulai dari hal sederhana sampai dengan hal-hal yang penting lainnya.

Ternyata ada loh orang yang hampir setiap malam menunggu video call bersama saya dan wajib untuk menyalakan kamera agar melihat bagaiamana ekspresi wajah saya.

Ternyata ada loh orang yang mau membuatkan playlist spotify untuk saya, effort memilih dan mencarikan “arti lirik” setiap lagu dalam playlist tersebut, dibuat khusus untuk menemani saya yang  pada saat itu sedang solo trip dan dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja.

Ternyata ada loh orang yang mau mendengarkan, menemani, dan mewujudkan wishlist saya,  mulai dari sesederhana seperti mau makan apa sampai dengan mau liburan kemana.

Ternyata ada loh orang yang selalu memperhatikan dan menghapal kebiasaan-kebiasaan kecil yang selalu saya lakukan.

Ternyata ada loh orang yang percaya dan menjadikan saya “one call away.

Ternyata ada loh orang yang sabar dan mau berusaha membaca bagaimana pribadi saya (tanpa memaksakan asumsinya).

Ternyata ada loh orang yang se-excited itu hanya karena salah sosial medianya saya ikuti.

Ternyata (masih) ada loh orang yang sepenasaran itu untuk tahu dan  kenal pribadi saya lebih jauh.

Ternyata ada loh orang yang menanti-nantikan waktu untuk pertama kalinya bisa bertemu dengan saya.

Ternyata ada loh orang yang mempersilahkan saya untuk masuk dan mengetahui privasi kehidupan pribadinya lebih jauh.

Ternyata ada loh orang yang benar-benar tulus tanpa selalu memanfaatkan perasaaan emosional saya. 

Pada akhirnya saya tersadar, ternyata saya bisa loh untuk mulai bangkit kembali dan mempercayai orang-orang yang ada di sekitar saya. Terima kasih kepada orang-orang yang saya "maksud" dalam tulisan ini yang berwujud dalam berbagai relasi. Terima kasih karena sudah ada  dan bersabar menemani saya melewati salah satu masa titik terendah dalam hidup saya. Semoga segala hal-hal baik selalu menyertai kehidupan kalian.

Oh iya, saat melewati masa-masa tersebut saya jadi punya satu kebiasaan yang selalu saya terapkan hingga hari ini, yaitu dengan melakukan afirmasi positif. Saya percaya bahwasanya setiap perkataan memiliki kuasa. Oleh karena itu, saya selalu mengafirmasi paragraf di bawah ini sehari-harinya

I deserve better. I deserve to be loved, windly, passionately, deeply. I deserve to be known and accepted, and appreciated. I deserve to be listened to. I deserve to be valued. I deserve to be happy.

Benar saja, segala sesuatunya jauh lebih baik hari demi hari. Mari bersiap menyambut kejadian-kejadian yang menarik, koleksi suasana asyik dan perasaan-perasaan yang baik.

 

Sekian untuk postingan kali ini, rasanya sangat lega bisa menuliskan apa yang selama ini saya pikirkan dan rasakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belum Genap 2 Tahun Lulus Sudah Disumpah Advokat

                 Pada postingan kali ini, saya akan menceritakan mengenai proses perjalanan saya untuk mengikuti Pelantikan dan Pengangkatan Sumpah Advokat di Pengadilan Tinggi Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia Rumah Bersama Advokat (PERADI RBA) Daerah Istimewa Yogyakarta.                Saya mengetahui adanya pembukaan pendaftaran ini seminggu sebelum pendaftaran ditutup dari salah satu senior lawyer di tempat saya bekerja dahulu. Padahal sebelumnya saya selalu follow up bertanya informasi sumpah advokat untuk waktu terdekat kepada salah satu pihak admin PERADI RBA Pusat, namun jawabannya selalu belum ada informasi dan kemungkinan baru ada pertengahan tahun. Bahkan pada website resmi PERADI RBA peradi.co juga tidak ada pengumuman penyumpahan di PT Yogyakarta. Saya bingung, kenapa antara pusat dan cabang tidak satu informasi, tetapi ini menjadi pembelajaran bagi rekan-rekan yang akan disumpah advokat untuk ke depannya lebih baik menanyakan informasi

SWAB ANTIGEN MURAH DI JOGJA

       Hari ini saya akan merekomendasaikan salah satu klinik untuk swab antigen   di Jogja . Awal mula saya mau swab dikarenakan bos ditempat saya bekerja ternyata positif Covid-19, namun beliau   selama ini hanya diam-diam saja tidak memberitahukan kepada seluruh team di kantor. Kami hanya tahu bos sakit dan tidak masuk selama 5 hari saja, sebenarnya saya sudah curiga kalau bos positif tapi tidak ada konfirmasi saat ditanyakan langsung kepada bos. Kecurigaan saya makin besar, saat mengetahui beberapa orang yang datang ke kantor atau kami temui di luar pasti selang beberapa hari langsung positif. Puncaknya adalah ketika bos saya sedang menelpon rekannya dia mengakui pernah positif Covid-19 sekitar sebulanan yang lalu (saat membicarakan ini suaranya dikecilkan), namun salah satu rekan saya sempat mendengarkan hal ini dan memberitahukan kepada kami semua.   Tentu saja kami marah besar, tapi tidak bisa diungkapkan begitu saja. Saya di sini sangat takut sekali sebab saya satu-satunya