Langsung ke konten utama

PERPANJANGAN SIM A DAN C BEBAS PUNGUTAN LIAR (PUNGLI)

Pada postingan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya mengurus perpanjangan SIM A dan C secara langsung (offline) pada Satpas Polres Sleman. Namun sebelum memutuskan untuk mengurus secara langsung, saya terlebih dahulu mencoba perpanjangan SIM melalui aplikasi Digital Korlantas. Perpanjangan secara online ini mewajibkan peserta terlebih dahulu untuk mengikuti Tes Kesehatan melalui aplikasi e-Rikkes SIM (Pemeriksaan Kesehatan Berbasis Teknologi). Pemeriksaan kesehatan ini tidak dipungut biaya (gratis) dan dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan secara online, sehingga tidak perlu untuk datang langsung ke lokasi pemeriksaan mengingat sedang pandemi lebih baik kita mengurangi aktivitas di ruang publik. Hasil dari pemeriksaan pun secara otomatis akan terintegrasi pada aplikasi Digital Korlantas. 




Selain itu peserta juga diwajibkan untuk mengikuti Tes Psikologi pada aplikasi ePPsi SIM. Platform ini merupakan mitra resmi Biro Psikologi SSDM POLRI dan Korlantas POLRI, sehingga hasil tes akan terintegrasi langsung dengan aplikasi Korlantas POLRI. Soal yang diberikan pada tes ini banyak sekali sekitar 450-an soal dan memang membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam mengerjakan, biaya yang harus dikeluarkan untuk tes ini dikenakan sebesar Rp.27.500,-

             


 Selanjutnya, apabila hasil tes kesehatan dan tes psikologis sudah keluar barulah dapat melanjutkan pendaftaran perpanjangan SIM. Saya coba mendaftar  pada tanggal 30 Oktober akan tetapi terdapat kendala dalam proses pembayaran. Entah mengapa selalu saja muncul tulisan “Batas Waktu Transaksi Anda Telah Berakhir


Saya pun telah bertanya kepada Call Center Digital Korlantas dan disarankan untuk menunggu lebih dari 2 x 24 jam, akan tetapi sudah ditunggu pun juga tidak ada hasilnya. Setelah melihat berbagai review pada youtube, instagram dan website lain banyak juga masyarakat yang gagal dalam proses perpanjangan SIM pada aplikasi ini. Kemungkinan karena aplikasi ini masih baru diluncurkan pada bulan April 2021, jadi masih belum "matang" dan error dalam penggunaannya. Mengingat tanggal 4 Oktober masa beraku SIM saya berakhir, sehingga saya menyerah dan memutuskan untuk mengurus perpanjangan SIM secara langsung pada tanggal 2 Oktober.

            Sebelumnya pada tanggal 30 Oktober, Ibu saya juga melakukan perpanjangan SIM secara langsung dan merogoh kocek yang cukup banyak untuk Tes Kesehatan sebesar Rp.25.000,- Tes Psikologis Rp.50.000,- dan Psss perpanjangan SIM C Rp.75.000,-. Saya berpikir jika dibandingkan perpanjangan offline mahal juga ya untuk biaya Tes Kesehatan dan Tes Psikologisnya, belum lagi kalau harus 2 rangkap untuk SIM A dan C. Kemudian sembari mempersiapkan berkas-berkas yang akan saya bawa besok, karena takut hasil tes sebelumnya sia-sia maka saya mencari informasi FAQ pada aplikasi e-Rikkes dan ePSSi SIM  ternyata hasil tes kesehatan dan tes psikologis dapat digunakan baik untuk perpanjangan secara ONLINE maupun OFFLINE. Akhirnya saya print saja hasil tes kesehatan dan tangkapan layar dari aplikasi PSSI (print 2 rangkap untuk lampiran SIM A dan C). Oh iya, sebagai informasi tambahan untuk mempersingkat waktu bisa menngisi e-form perpanjangan SIM terlebih dahulu pada website satpassleman.com

                         

(INGAT! Apabila hasil tes kesehatan dan psikologis ditolak, maka catat identitas petugas yang menolak untuk diajukan keluhan resmi pada Korlantas POLRI)

            Pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 tepat pukul 08.00 saya sudah sampai Satpas Polres Sleman. Lalu saya diarahkan untuk mengantri pada bagian pengecekan kelengkapan berkas, antriannya sungguh amburadul tidak jelas karena tidak ada penomoran, berkas saya diperiksa belakangan mungkin dikarenakan tebal. Selanjutnya saya diarahkan untuk membayar ke loket bank BRI sejumlah Rp.155.000,- yang meliputi perpanjangan SIM A Rp.80.000,- dan SIM C 75.000,-  Saya membayar dengan uang tunai, akan tetapi disediakan juga pembayar via debit. Setelah itu saya menuju loket 1 untuk menyerahkan berkas, saya sudah mengatakan bahwa telah mengisi e-form tetapi sepertinya petugas kurang paham, bahkan kode unik e-form online-nya saja tidak ditanyakan oleh petugasnya. Pada tahap ini sangat memakan waktu sekali, saya merasa sudah datang pagi dan mendaftar pakai e-form akan tetapi malah orang lain yang mendaftar manual yang dipanggil terlebih dahulu. Setelah dipanggil pun, ternyata perbedaan pendaftaran online melalui website satpas sleman dengan datang langsung adalah data formulirnya sudah jadi dan diprintkan petugas, disamping itu saya masih harus menandatangani berkas-berkas tersebut terlebih dahulu. Saya cukup heran dengan adanya e-form, kan formulirnya tinggal diprint dari tadi tetapi malah memakan waktu seabad. Layanan online ini sangat berbeda sekali antara praktek kenyataan dengan yang digembor-gemborkan pada youtube, website, terkait inovasi layanan yang mempermudah masyarakat. 

            Nah, langkah selanjutnya berkas tersebut harus diserahkan kembali pada loket 2 untuk mendapatkan antrian foto di loket 3.  Pada tahap ini merupakan tahap yang paling menyita waktu. Saya mulai mengantri pada pukul 08.30 dan mendapatkan antrian dengan nomor B-13. Saya memilih untuk menunggu dikursi tunggu dan mulai mendengar ada nama-nama orang yang dipanggil dari loket 3. Dalam hati saya wah yang dipanggil nama, berarti saya harus perhatikan betul-betul karena mendapat nomor awal. Banyak sekali nama-nama yang dipanggil masuk ke loket 3, tetapi nama saya tak kunjung dipanggil. Sekitar pukul 09.30 barulah dipanggil urutan B-1 sampai dengan B-5 setelahnya pun masih diselingin banyak nama-nama panggilan, sehingga nomor saya baru dipanggil sekitar pukul 10.30. Luar biasa betul, banyak antrian siluman orang dalam ataupun calo di sini ya, mana ga main-main langsung dipanggil banyak.

            Akhir dari proses perpanjangan SIM ini saya disuruh untuk mengantri pada loket 5 untuk pencetakan SIM A dan SIM C, tidak perlu waktu lama hanya sekitar 5 menit SIM saya sudah selesai. Sebenarnya saya kesal dengan petugas yang masih kurang paham dengan pendaftaran sistem online dan juga antrian siluman, akan tetapi saya puas dan merasa bangga pada diri saya sendiri karena terbebas dari  pungutan liar dan berhasil melakukan perpanjangan SIM dengan biaya yang semurah mungkin.💪

Jadi total pengeluaran saya untuk perpanjangan SIM Adan C adalah sebagai berikut:

  1.    Tes Kesehatan             Rp.0,-
  2.     Tes Psikologis             Rp.27.500,-
  3.     Perpanjangan SIM A   Rp. 80.000,-
  4.     Perpanjangan SIM C   Rp. 75.000,-
            TOTAL                       Rp.182.500,-,-

Hemat bukan?! Cara penghematan dengan menggunakan hasil tes kesehatan melalui e-Rikkes dan hasil tes Psikologis melalui ePPSi SIM ini berlaku pada seluruh satpas ya, jadi tidak hanya berlaku di Polres Sleman. Semoga postingan saya kali ini bermanfaat buat rekan-rekan yang mau melakukan perpanjangan SIM ya ðŸ‘Œ

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata Ada Loh!

  Halo, masyarakat! Setelah sekian lama tidak posting tulisan di blog ini, kini saatnya update kehidupan dahulu supaya terlihat masih hidup! Tulisan ini saya buat dalam rangka memasuki awal tahun 2024 dan pada bulan penuh kasih sayang, meskipun saya rasa kasih itu ada dan harus ditunjukkan setiap hari bukan hanya pada waktu tertentu saja. Latarbelakang postingan kali ini dikarenakan setelah beberapa tahun merasa kehidupan saya sedang tidak baik-baik saja, terkhususnya selama 1 (satu) tahun belakang (akan saya bahas bada postingan berikutnya). Namun, setelah saya renungkan, dibalik banyak hal yang tidak mengenakkan yang hadir di hidup saya, ternyata terdapat hal-hal yang baru disadari berawal dari kata sederhana yaitu " ternyata ada loh " tetapi jika dijabarkan menjadi luas maknanya. Ternyata ada loh orang yang selalu meyakinkan saya untuk tidak selalu menyalahkan diri sendiri dan trauma atas masa lalu yang saya lewati. Ternyata ada loh orang yang selalu me

Belum Genap 2 Tahun Lulus Sudah Disumpah Advokat

                 Pada postingan kali ini, saya akan menceritakan mengenai proses perjalanan saya untuk mengikuti Pelantikan dan Pengangkatan Sumpah Advokat di Pengadilan Tinggi Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia Rumah Bersama Advokat (PERADI RBA) Daerah Istimewa Yogyakarta.                Saya mengetahui adanya pembukaan pendaftaran ini seminggu sebelum pendaftaran ditutup dari salah satu senior lawyer di tempat saya bekerja dahulu. Padahal sebelumnya saya selalu follow up bertanya informasi sumpah advokat untuk waktu terdekat kepada salah satu pihak admin PERADI RBA Pusat, namun jawabannya selalu belum ada informasi dan kemungkinan baru ada pertengahan tahun. Bahkan pada website resmi PERADI RBA peradi.co juga tidak ada pengumuman penyumpahan di PT Yogyakarta. Saya bingung, kenapa antara pusat dan cabang tidak satu informasi, tetapi ini menjadi pembelajaran bagi rekan-rekan yang akan disumpah advokat untuk ke depannya lebih baik menanyakan informasi

SWAB ANTIGEN MURAH DI JOGJA

       Hari ini saya akan merekomendasaikan salah satu klinik untuk swab antigen   di Jogja . Awal mula saya mau swab dikarenakan bos ditempat saya bekerja ternyata positif Covid-19, namun beliau   selama ini hanya diam-diam saja tidak memberitahukan kepada seluruh team di kantor. Kami hanya tahu bos sakit dan tidak masuk selama 5 hari saja, sebenarnya saya sudah curiga kalau bos positif tapi tidak ada konfirmasi saat ditanyakan langsung kepada bos. Kecurigaan saya makin besar, saat mengetahui beberapa orang yang datang ke kantor atau kami temui di luar pasti selang beberapa hari langsung positif. Puncaknya adalah ketika bos saya sedang menelpon rekannya dia mengakui pernah positif Covid-19 sekitar sebulanan yang lalu (saat membicarakan ini suaranya dikecilkan), namun salah satu rekan saya sempat mendengarkan hal ini dan memberitahukan kepada kami semua.   Tentu saja kami marah besar, tapi tidak bisa diungkapkan begitu saja. Saya di sini sangat takut sekali sebab saya satu-satunya